Selasa, 19 Desember 2017
Rabu, 13 Desember 2017
Minggu, 10 Desember 2017
KADER CILIK CTPS DAN CERDIK
TUGAS KESEHATAN MASYARAKAT INTERMEDIATE
DOSEN : PROF DR. Dr. ADIK WIBOWO
S2 KARS 2017
Makalah Kelompok SHARED VISION
UNIVERSITAS
INDONESIA
MAKALAH KELOMPOK
KEPEMIMPINAN
STRATEGIS DAN BERPIKIR SISTEM
“SHARED VISION”
KELOMPOK 5
ERSHAD NASHIR (1706005262)
RUSMULYADI (1706005533)
SUVONALYA (1606946020)
CAROLINA PURWANI H (1706094923)
PUTRI ILHAM SARI (1706095144)
RIZKA CHAIRANI RIZA (1706095163)
TIFFANI DWIARINE AFIFA (1706095226)
TIFFANI DWIARINE AFIFA (1706095226)
TOKI HIMAWATI (1706095232)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI
MAGISTER KARS
DEPOK
2017
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkah kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Rasa terima kasih kami juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini, dan berbagai sumber yang telah kami
gunakan sebagai fakta dan data pada makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “Shared Vision“, yang dapat menjadi sumber pembelajaran ilmu
kepemimpinan. Kami sadar sebagai kelompok
mungkin masih banyak kekurangan yang ditampilkan dalam makalah yang telah kami
selesaikan ini. Banyak analisa data yang mungkin masih jauh dari sempurna. Kami
melakukan semaksimal mungkin dengan segala keterbpimpinan kami.
Semoga makalah ini bisa berguna bagi
kita dalam menambah pengetahuan serta dapat memberikan contoh tentang Visi
Bersama. Terima kasih.
16 November 2017
Kelompok 5
Abstrak
Organisasi adalah suatu wadah
untuk mencapai tujuan. Proses pembentukan organisasi sangat beragam faktornya,
diantaranya adalah visi versama.
Visi bersama tersebut penting
Karena dalam suatu organisasi apabila tidak terdapat visi bersama ibarat
sekelompok orang yang berjalan tanpa tali pada situasi evakuasi bencana banjir.
Rumah sakit adalah suatu tipe
usaha yang sangat kompeks. Dengan kompleksitas tersebut sangat dibutuhkan
adanya visi bersama sehingga tujuan utama rumah sakit berupa peningkatan mutu
dan keselamatan pasien bisa tercapai.
Keyword
Shared vision; organization; Peter Senge; quality control and
patient safety; hospital
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Organisasi
pembelajar adalah adalah organisasi
dimana orang terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil
yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran
diasuh, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus
belajar melihat bersama-sama secara menyeluruh (Senge, 2004). Dengan diterapkannya
organisasi pembelajar, diharapkan, pada situasi yang cepat berubah organisasi
dapat menghadapi segala perubahan dengan fleksibel, adaptif dan produktif.
Menurut Peter Senge (2004), terdapat lima pilar dalm organisasi pembelajar dimana
salah satu pilar tersebut adalah shared vision atau visi bersama. Membangun
visi bersama dalah sebuah proses membangun sebuah komitmen dalam suatu kelompok
dengan menggambarkan visi organisasi menjadi visi masing –masing individu yang
bekerja di dalam organisasi tersebut. Visi bersama merupakan sesuatu yang
penting dalam suatu organisasi karena dapat memberikan focus dan energy untuk
belajar adaptif dan menyeluruh.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian shared vision
2. Bagaimana pentingnya shared vision bagi manajemen rumah sakit
3. Bagaimana cara pengembangan dan penerapan shared vision di
rumah sakit
TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami pengertian shared vision
2. Untuk memahami pentingnya shared vision bagi manajemen rumah
sakit
3. Untuk memahami pengembangan dan penerapan shared vision di
rumah sakit
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN LEARNING ORGANIZATION
Belajar
adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dalam usahanya memperoleh
pengetahuan dan wawasan baru untuk mengubah perilaku dan tindakannya (Marquardt
dan Reynolds, 1994). Sedangkan menurut Pedler, et al (1991), Organisasi
Pembelajar adalah organisasi yang memberikan
memfasilitas pembelajaran bagi seluruh anggota organisasi dan secara
berkesinambungan dalam seluruh level organisasi.
Peter
Senge mengemukakan dengan jelas bahwa Organisasi pembelajar harus terus menerus
menempatkan dirinya dalam perubahan. Oleh karena itu system organisasi harus
ditempatkan dalam posisi yang terus berubah (Relativistik). Perubahan –
perubahan yang dialami organisasi tersebut mengacu pada tujuan yang diidamkan dimasa
depan sehingga organisasi tidak hanya dituntut menyesuaikan diri dengan
perubahan tetapi juga menciptakan pengetahuan baru.
Lima
disiplin dalam Organisasi pembelajar menurut Peter Senge (2004) adalah sebagai
berikut.
1.
Personal Mastery- belajar untuk memperluas kapasitas personal
untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan menciptakan lingkungan organisasi
yang mampu mendorong setiap orang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
2.
Mental Models- melakukan refleksi, melakukan klarifikasi
secara terus menerus, dan memperbaiki gambaran internal tentang dunia, dan
melihat bagaimana gambaran tersebut berpengaruh pada perilaku.
3.
Shared Vision membangun komitmen dalam kelompok, dengan
mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan, prinsip, dan praktek terarah
untuk mencapai tujuan.
4.
Team Learning-mentransformasi kemahiran berpikir dan
berdialog secara kolektif, sehingga orang-orang secara kolektif dapat
mengembangkan kemampuan dan kepandaiannya.
5.
Systems Thinking adalah suatu cara berpikir, dan bahasa untuk
mendeskripsikan dan mengetahui kekuatan dan saling hubungan yang mempengaruhi
sistem perilaku. System thinking akan membantu melihat perubahan sistem secara
efektif dan melakukan tindakan yang tepat dalam sebuah sistem yang lebih besar.
VISI BERSAMA
Strategi-strategi Untuk Membangun Visi Bersama.
Visi
bersama adalah tentang bagaimana membangun komitmen didalam sebuah group dengan
mengembangkan pandangan bersama terhadap masa depan yang ingin dibuat serta
prinsip prinsip dan acuan praktis yang dapat mengarahkan kepada tujuan yang
ingin dicapai.
Disiplin
dalam membangun visi bersama merupakan proses yang tidak pernah berakhir dimana
individu dalam organisasi saling mengemukakan ide, visi, tujuan, keinginan,
nilai, mengapa apa yang mereka kerjakan itu penting dan bagaimana mencapai
tujuan bersama yang lebih besar. Sebuah tim yang memiliki visi bersama akan
berjalan selaras menuju tujan yang sama.
Visi
bersama dibangun berdasar beberapa prinsip utama:
1.
Setiap organisasi memiliki tujuan mendalam yang menggambarkan
alasan eksistensi organisasi tersebut.
2.
Aspirasi aspirasi dari para pendiri organisasi dan alasan
alasan mengapa industry tersebut muncul.
3.
Tidak semua visi itu sama. Visi harus berupa gabungan dari
refleksi para anggota terhadap tujuan organisasi.
4.
Bertanyalah kepada anggota organisasi dan belajarlah untuk
mendengarkan jawabannya.
5.
Inti dari pembangunan visi bersama adalah tugas mendesain dan
mengembangkan proses-proses yang berkelanjutan dimana setiap tingkat dari
organisasi dapat mengemukakan pendapat dan didengar oleh level yang lebih
tinggi.
6.
Tegangan kreatif. Memiliki gambaran yang jelas tentang visi
yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Pada
dasarnya disiplin visi bersama berfokus pada pembangunan makna bersama yang
tidak ada sebelumnya. Makna bersama tersebut merupakan pemahaman bersama
tentang apa yang penting dan mengapa penting.
VISI, NILAI-NILAI, TUJUAN DAN SASARAN
Dalam mencapai
pemahaman yang sama dengan tujuan bersama diperlukan beberapa komponen yaitu:
1.
Visi
Gambaran tentang masa depan yang coba untuk diciptakan
diuraikan dalam tata bahasa yang seakan-akan terjadi sekarang. Karena sifatnya
yang kasat mata dan langsung, suatu visi memberikan bentuk dan arah pada masa
depan organisasi.
2.
Nilai-nilai
Secara bertahap mengembangkan suatu hubungan
keberanian dan kelayakan. Nilai-nilai menguraikan bagaimana cara kita mengejar
visi.
3.
Tujuan atau Misi
Misi dan tujuan merupakan alasan fundamental untuk
keberadaan suatu organisasi.
4.
Sasaran
Sasaran yang spesifik dan dapat direalisasikan
merupakan hal yang penting bagi sebuah organisasi. Sasaran-sasaran menyatakan
apa yang akan dilakukan oleh anggota sesuai dengan komitmen anggota dalam
organisasi.
Dalam
membangun visi bersama, pemikiran yang terus menerus tentang masalah-masalah
yang ada, akan membantu untuk mendapatkan aspirasi-aspirasi baru yang membuka
wawasan pengetahuan.
Harapan Ketika Membangun Visi Bersama.
Fullan
(1993) menunjukkan bahwa berbagi visi tidak berarti mengadopsi visi orang lain.
Ketergantungan pada visi orang lain menjadikan budaya ketergantungan dan
penyesuaian. Visi akan mati sebelum waktunya ketika mereka hanyalah pernyataan
hampa yang dikembangkan oleh tim pemimpin dan ketika mereka mencoba memaksakan
konsensus palsu yang menekan daripada membiarkan penglihatan pribadi
berkembang.
Fullan
juga menyatakan bahwa kepemimpinan mendalam dan visi bersama didapatkan dari
komitmen kuat untuk menyelesaikan masalah. Pembentukan visi secara kolektif
adalah sebuah proses pendalaman, peningkatkan kejelasan visi, antusiasme,
komunikasi, dan komitmen. Seiring dengan berjalannya waktu, anggota akan
mencoba melakukan berbagai hal. Kemudian akan timbul pertanyaan yang akan
membuat anggota mencoba hal baru. Jika dilakukan bersama-sama dan berulangkali,
anggota akan menjadi lebih terampil, memiliki ide yang lebih jelas, dan lebih
komitmen bersama menjadi lebih kuat.
Cara Membangun Visi Bersama
Dalam
membangun visi bersama diperlukan komunikasi yang baik antar level, misal pada
level manager dan staff. Visi bersama harus dapat diinterpretasikan dengan baik
pada seseorang dalam level manajerial. Seorang manajer senior harus dapat
membagi visi yang telah ditetapkan kepada level dibawahnya.
Tahapan
yang dapat digunakan organisasi dalam membangun visi bersama antara lain, telling, selling, testing, consulting
dan co-creating.
Dalam organisasi ada beberapa pertanyaan yang
mungkin dapat menjadi pertimbangan dalam mengembangkan visi bersama.
Diantaranya:
Seberapa siapkah
para anggota organisasi membangkitkan visi?
Bagaimana
hubungan dengan ”pimpinan”?
Bagaimana Menyatukan Pemimpin Dengan Organisasi?
Dalam
suatu organisasi, pemimpin memegang peranan penting. Seorang pemimpin harus
dapat membangun interaksi yang baik dengan anggota organisasinya. Dengan cara
itu, seorang pemimpin dapat membagi visi kepada seluruh anggota organisasinya.
Seorang pemimpin harus dapat menggunakan berbagai metode untuk dapat
berkomunikasi yang baik dengan seluruh anggota organisasi yang memiliki
karakter yang berbeda beda.
Apa
yang sebenarnya ingin dicapai dalam sebuah organisasi? Pertanyaan ini merupakan
langkah awal dalam membangun visi bersama. Jawabannya mungkin beragam. Yang
jelas kita harus mengetahui visi tentang masa depan dan realitas saat ini.
Prioritas-Prioritas Strategis
Suatu
prioritas strategis yang baik dikaitkan secara jelas dengan visi bersama, dan
mampu menempa komitmen dari orang-orang dalam tim tersebut. Jika sebuah tim telah menyepakati satu set
prioritas strategis, maka mereka mempunyai satu set peristiwa-peristiwa penting
dan memiliki bidang praktis di dalamnya.
Martin Luther Jr, dalam artikelnya melukiskan “saya
bermimpi, kami membicarakan seorang pemimpin pada satu titik sejarah dan
mencatat bahwa pidatonya tidak satu katapun tentang keadaan saat ini, tetapi
melukiskan gambaran masa depan yang akan datang. Ini adalah menepuk cita – cita
yang dalam “. Kombinasi antara berfikir aspiratif tentang dimana kita ingin
berada dan kemudian secara taktik tentang bagaimana mencapainya, akan menolong
mengkristalisasikan visi pada organisasi. Visi tersebut membimbing kita
mencapai yang kita inginkan.
Shared vision adalah satu dari empat disiplin yang
diidentifikasikan oleh Peter Senge yang diperlukan untuk membangun organisasi.
Shared vision bukan suatu ide, tetapi lebih dari kekuatan hati manusia
menghasilkan kekuatan. Menggerakkan individu untuk mencapai tujuan.
Shared vision adalah membangun suatu rasa sehingga
mempunyai komitmen dalam suatu kelompok, dengan membuat gambaran – gambaran
bersama tentang masa depan, dan prnsip – prinsip serta praktik penuntun yang
diharapkan bias mencapai masa depan
Visi bersama adalah suatu cara untuk bersama-sama
mencapai tujuan. Bermula dari visi pribadi kemudian berproses menjadi visi
bersama adalah proses pembelajaran dengan cara adaptif dan generatif.
Dengan terbentuknya antusiasme, semakin banyak orang akan
membicarakan visi, keragaman pandangan akan semakin meningkat, mengarahkan
orang mengekspresikan visi yang secara potensial bertentangan.
Bila orang lain tidak mengizinkan perbedaan ini diekspresikan,
polarisasi akan semakin meningkt sehingga akan menurunkan kejelasan dari visi
bersama dan membatasi pertumbuhan antusiasme.
PEMBAHASAN
Shared Vision (Visi Bersama)
Menurut Peter Senge, Shared Vision adalah membangun komitmen dalam kelompok dengan mengembangkan gambaran
bersama tentang masa depan, prinsip dan praktek terarah untuk mencapai tujuan.
Terdapat lima tahap pembentukan visi bersama, yaitu:
1. Telling
Pada
tahapan ini, pemimpin menentukan visi dan anggota mengikuti. Penyampaian
instruksi dilakukan secara langsung, jelas, dan konsisten. Hal-hal yang dapat
dinegosiasikan atau tidak dapat dinegosiasikan, dikemukakan pada tahapan ini.
Biasanya anggota hanya dapat mengingat 25% dari instruksi yang diberikan oleh
pemimpin. Anggota akan mengikuti instruksi, tetapi hanya beberapa yang memiliki
komitmen terhadap instruksi tersebut.
2. Selling
Pimpinan
mengetahui visi yang sebaiknya dimiliki oleh organisasi dan menawarkannya
kepada anggota. Namun, pimpinan memerlukan penerimaan oleh anggota. Pada tahap
ini organisasi terbuka dalam menerima anggota, mendukung inisiatif dan usulan
anggota, serta memupuk hubungan baik dengan anggota dan pelanggan. Kekurangan
dari tahap ini adalah anggota kerap kali menerima visi pimpinan namun berujung
tidak setuju dengan visi pimpinan.
3. Testing
Pimpinan
sudah memiliki beberapa gagasan visi, tetapi masih ingin mengetahui reaksi
anggota sebelum melanjutkan. Penyampaiannya dilakukan dengan memberikan
informasi sebanyak mungkin, menyelenggarakan tes mengenai motivasi, kegunaan,
dan kemampuan; membuat kuesioner serta melakukan wawancara. Kekurangan tahap
ini adalah sulit untuk mengemukakan visi dengan tes.
4. Consulting
Pada
tahapan ini, pemimpin menyusun visi terlebih dahulu kemudian meminta masukan
kreatif dari anggota untuk melanjutkan penyusunannya.
5. Co-creating
Pimpinan
bersama anggota organisasi berkolaborasi menciptakan visi bersama. Dimulai
dengan menyampaikan visi pribadi setiap anggota dan berdiskusi untuk membentuk
visi bersama. Kekurangan dari tahap ini adalah tahap ini akan memakan waktu
yang sangat lama.
Di tempat kerja sudah terbentuk visi bersama sehingga
bisa menentukan arah, menyamakan persepsi kemana tujuan rumah sakit akan
ditargetkan. Sangat penting bagi rumah sakit untuk mempunyai visi bersama karena :
1.
Kompleksnya tipe pekerjaan di rumah sakit yang diisi oleh banyak
orang dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda.
2.
Rumah sakit selalu dituntut
oleh pasien dengan kebutuhan service excellent untuk proses penyembuhan peyakitnya.
3.
Sistem sentralisasi asuransi di
era JKN sekarang yang menyebabkan semakin besarnya perbedaan visi rumah sakit
bisa menyebabkan terjadinya polarisasi.
Proses pembentukan visi bersama di rumah sakit tempat
kami bekerja dimulai oleh para pemilik atau pemegang saham rumah sakit yang
kemudian disepakati bersama oleh mereka.
Visi tersebut kemudian disosialisasikan kepada semua
unit di rumah sakit dan direktur sampai unit palling bawah. Visi tersebut
diharapkan bisa menjadi tali komunikasi dan tali program kerja dengan tujuan
rumah sakit bisa dicapai bersama.
Visi tersebut kemudian berkembang karena rumah sakit melakukan
diskusi diskusi untuk menghadapi perubahan system di era JKN, dimana mulai
timbul banyak ide-ide lain dan mulai banyak perbedaan pandangan mengenai kebijakan
yang ada, sehingga menimbulkan perubahan yang bisa menurunkan kejelasan dari
visi awal rumah sakit.
Kendala terjadi pada saat akan menggabungkan kembali
visi awal dengan ditambah oleh visi baru didalam sistim baru. Kendala-kendala
tersebut antara lain:
1.
Keragaman pandangan
2.
Pertentangan visi karena sudah
mulai pecah menjadi visi pribadi masing-masing karena beragamnya tuntutan.
3.
Faktor internal dan eksternal
yang tidak mendukung. dengan masih terbentuk dengan jarak.
Faktor Internal seperti:
a.
Kepemimpinan yang tidak solid
b.
Penetapan personal yang tidak
tepat di jabatannya
c.
Tingginya tingkat mobilisasi
karyawan
d.
Lemah dan rendah tingkat
penilaian kinerja karyawan
Faktor eksternal seperti:
a.
Sistem yang belum solid
b.
Kepemilikan yang tidak terbuka
Contoh hasil penerapan visi bersama adalah saat proses
akreditasi rumah sakit dimana semua unit yang terdiri dari berbagai disiplin
ilmu yang berbeda bisa berjalan pada satu suara, satu instruksi dan satu tujuan yaitu mencapai
pelayanan rumah sakit yang paripurna.
PENUTUP
Kesimpulan
Visi bersama merupakan gambaran ideal dari
masa depan yang ingin diwujudkan bersama. Apabila seorang pemimpin mampu
membangun dan kemudian berpegang pada gambaran masa depan yang ingin dicapai
bersama-sama, maka organisasi yang dipimpinnya akan sukses sepanjang masa.
Pengalaman menunjukkan bahwa suatu organisasi yang berhasil dan menikmati
perkembangannya yang pesat, pasti organisasi tersebut memiliki tujuan-tujuan,
nilai-nilai dan misi yang dihayati dan menjiwai seluruh komponen dari
organisasi tersebut. Karenanya, kemampuan untuk memadukan visi visi individual
dalam organisasi menjadi visi bersama yang merupakan prinsip-prinsip mendasar
dan pedoman bersama, merupakan hal yang penting untuk dikaji.
Keterampilan membangun visi bersama (shared vision), memerlukan
kemampuan untuk merumuskan gambaran masa depan (picture of the future) yang secara generik mampu menumbuhkan komitmen
dan partisipasi secara keseluruhan.
Setiap orang, setiap masa pasti akan ada suatu proses perubahan.
Dalam proses perubahan tersebut tidak mungkin setiap orang akan berdiri sendiri
atau bekerja sendiri, pasti setiap orang akan mulai berkelompok untuk bisa
mencapai tujuan yang sama. Tantangan hidup, tantangan pekerjaan, kemajuan
system semakin ketat dan maju pesat sehingga apabila kita tidak mempunyai visi
bersama kita tidak akan bisa bertahan. Seperti kata pepatah:
“If you learn, you’ll change
If you don’tchange, you’ll die”
Saran
Setiap proses
untuk mencapai visi bersama pasti banyak sekali kendalanya.
Saran yang dapat kelompok sampaikan
adalah:
1. Pahami dan perhatikan betul kendala yang terjadi.
2. Perbedaan pendapat dijadikan sebagai warna dalam ide.
3. Kuatkan system dengan bisa mendukung proses visi bersama.
Langganan:
Postingan (Atom)