Minggu, 10 Desember 2017

KADER CILIK CTPS DAN CERDIK


TUGAS KESEHATAN MASYARAKAT INTERMEDIATE 
DOSEN : PROF DR. Dr. ADIK WIBOWO
S2 KARS 2017

Makalah Kelompok SHARED VISION




 UNIVERSITAS INDONESIA

MAKALAH KELOMPOK
KEPEMIMPINAN STRATEGIS DAN BERPIKIR SISTEM

SHARED VISION

KELOMPOK 5
ERSHAD NASHIR (1706005262)
  RUSMULYADI (1706005533)
   SUVONALYA (1606946020)
CAROLINA PURWANI H (1706094923)
PUTRI ILHAM SARI (1706095144)
RIZKA CHAIRANI RIZA (1706095163)
TIFFANI DWIARINE AFIFA (1706095226)
   TOKI HIMAWATI (1706095232)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI MAGISTER KARS
DEPOK
2017



KATA PENGANTAR


Pertama-tama kami ucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Rasa terima kasih kami juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai fakta dan data pada makalah ini.
            Makalah ini memuat tentang “Shared Vision“, yang dapat menjadi sumber pembelajaran ilmu kepemimpinan. Kami sadar sebagai kelompok mungkin masih banyak kekurangan yang ditampilkan dalam makalah yang telah kami selesaikan ini. Banyak analisa data yang mungkin masih jauh dari sempurna. Kami melakukan semaksimal mungkin dengan segala keterbpimpinan kami.
            Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita dalam menambah pengetahuan serta dapat memberikan contoh tentang Visi Bersama. Terima kasih.




16 November 2017
Kelompok 5

 

Abstrak

Organisasi adalah suatu wadah untuk mencapai tujuan. Proses pembentukan organisasi sangat beragam faktornya, diantaranya adalah visi versama.
Visi bersama tersebut penting Karena dalam suatu organisasi apabila tidak terdapat visi bersama ibarat sekelompok orang yang berjalan tanpa tali pada situasi evakuasi bencana banjir.
Rumah sakit adalah suatu tipe usaha yang sangat kompeks. Dengan kompleksitas tersebut sangat dibutuhkan adanya visi bersama sehingga tujuan utama rumah sakit berupa peningkatan mutu dan keselamatan pasien bisa tercapai.

Keyword
Shared vision; organization; Peter Senge; quality control and patient safety; hospital





PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG

Organisasi pembelajar adalah adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-sama secara menyeluruh (Senge, 2004). Dengan diterapkannya organisasi pembelajar, diharapkan, pada situasi yang cepat berubah organisasi dapat menghadapi segala perubahan dengan fleksibel, adaptif dan produktif.
Menurut Peter Senge (2004), terdapat lima pilar dalm organisasi pembelajar dimana salah satu pilar tersebut adalah shared vision atau visi bersama. Membangun visi bersama dalah sebuah proses membangun sebuah komitmen dalam suatu kelompok dengan menggambarkan visi organisasi menjadi visi masing –masing individu yang bekerja di dalam organisasi tersebut. Visi bersama merupakan sesuatu yang penting dalam suatu organisasi karena dapat memberikan focus dan energy untuk belajar adaptif dan menyeluruh.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian shared vision
2. Bagaimana pentingnya shared vision bagi manajemen rumah sakit
3. Bagaimana cara pengembangan dan penerapan shared vision di rumah sakit

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami pengertian shared vision
2. Untuk memahami pentingnya shared vision bagi manajemen rumah sakit
3. Untuk memahami pengembangan dan penerapan shared vision di rumah sakit


                                                            

TINJAUAN PUSTAKA


PENGERTIAN LEARNING ORGANIZATION

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dalam usahanya memperoleh pengetahuan dan wawasan baru untuk mengubah perilaku dan tindakannya (Marquardt dan Reynolds, 1994). Sedangkan menurut Pedler, et al (1991), Organisasi Pembelajar adalah organisasi yang memberikan  memfasilitas pembelajaran bagi seluruh anggota organisasi dan secara berkesinambungan dalam seluruh level organisasi.
Peter Senge mengemukakan dengan jelas bahwa Organisasi pembelajar harus terus menerus menempatkan dirinya dalam perubahan. Oleh karena itu system organisasi harus ditempatkan dalam posisi yang terus berubah (Relativistik). Perubahan – perubahan yang dialami organisasi tersebut mengacu pada tujuan yang diidamkan dimasa depan sehingga organisasi tidak hanya dituntut menyesuaikan diri dengan perubahan tetapi juga menciptakan pengetahuan baru.
Lima disiplin dalam Organisasi pembelajar menurut Peter Senge (2004) adalah sebagai berikut.
1.     Personal Mastery- belajar untuk memperluas kapasitas personal untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan menciptakan lingkungan organisasi yang mampu mendorong setiap orang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
2.     Mental Models- melakukan refleksi, melakukan klarifikasi secara terus menerus, dan memperbaiki gambaran internal tentang dunia, dan melihat bagaimana gambaran tersebut berpengaruh pada perilaku.
3.     Shared Vision membangun komitmen dalam kelompok, dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan, prinsip, dan praktek terarah untuk mencapai tujuan.
4.     Team Learning-mentransformasi kemahiran berpikir dan berdialog secara kolektif, sehingga orang-orang secara kolektif dapat mengembangkan kemampuan dan kepandaiannya.
5.     Systems Thinking adalah suatu cara berpikir, dan bahasa untuk mendeskripsikan dan mengetahui kekuatan dan saling hubungan yang mempengaruhi sistem perilaku. System thinking akan membantu melihat perubahan sistem secara efektif dan melakukan tindakan yang tepat dalam sebuah sistem yang lebih besar.

VISI BERSAMA

Strategi-strategi Untuk Membangun Visi Bersama.

Visi bersama adalah tentang bagaimana membangun komitmen didalam sebuah group dengan mengembangkan pandangan bersama terhadap masa depan yang ingin dibuat serta prinsip prinsip dan acuan praktis yang dapat mengarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai.
Disiplin dalam membangun visi bersama merupakan proses yang tidak pernah berakhir dimana individu dalam organisasi saling mengemukakan ide, visi, tujuan, keinginan, nilai, mengapa apa yang mereka kerjakan itu penting dan bagaimana mencapai tujuan bersama yang lebih besar. Sebuah tim yang memiliki visi bersama akan berjalan selaras menuju tujan yang sama.
Visi bersama dibangun berdasar beberapa prinsip utama:
1.     Setiap organisasi memiliki tujuan mendalam yang menggambarkan alasan eksistensi organisasi tersebut.
2.     Aspirasi aspirasi dari para pendiri organisasi dan alasan alasan mengapa industry tersebut muncul.
3.     Tidak semua visi itu sama. Visi harus berupa gabungan dari refleksi para anggota terhadap tujuan organisasi.
4.     Bertanyalah kepada anggota organisasi dan belajarlah untuk mendengarkan jawabannya.
5.     Inti dari pembangunan visi bersama adalah tugas mendesain dan mengembangkan proses-proses yang berkelanjutan dimana setiap tingkat dari organisasi dapat mengemukakan pendapat dan didengar oleh level yang lebih tinggi.
6.     Tegangan kreatif. Memiliki gambaran yang jelas tentang visi yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Pada dasarnya disiplin visi bersama berfokus pada pembangunan makna bersama yang tidak ada sebelumnya. Makna bersama tersebut merupakan pemahaman bersama tentang apa yang penting dan mengapa penting.

VISI, NILAI-NILAI, TUJUAN DAN SASARAN

Dalam mencapai pemahaman yang sama dengan tujuan bersama diperlukan beberapa komponen yaitu:
1.     Visi
Gambaran tentang masa depan yang coba untuk diciptakan diuraikan dalam tata bahasa yang seakan-akan terjadi sekarang. Karena sifatnya yang kasat mata dan langsung, suatu visi memberikan bentuk dan arah pada masa depan organisasi.
2.     Nilai-nilai
Secara bertahap mengembangkan suatu hubungan keberanian dan kelayakan. Nilai-nilai menguraikan bagaimana cara kita mengejar visi.
3.     Tujuan atau Misi
Misi dan tujuan merupakan alasan fundamental untuk keberadaan suatu organisasi.
4.     Sasaran
Sasaran yang spesifik dan dapat direalisasikan merupakan hal yang penting bagi sebuah organisasi. Sasaran-sasaran menyatakan apa yang akan dilakukan oleh anggota sesuai dengan komitmen anggota dalam organisasi.
Dalam membangun visi bersama, pemikiran yang terus menerus tentang masalah-masalah yang ada, akan membantu untuk mendapatkan aspirasi-aspirasi baru yang membuka wawasan pengetahuan.

Harapan Ketika Membangun Visi Bersama.

Fullan (1993) menunjukkan bahwa berbagi visi tidak berarti mengadopsi visi orang lain. Ketergantungan pada visi orang lain menjadikan budaya ketergantungan dan penyesuaian. Visi akan mati sebelum waktunya ketika mereka hanyalah pernyataan hampa yang dikembangkan oleh tim pemimpin dan ketika mereka mencoba memaksakan konsensus palsu yang menekan daripada membiarkan penglihatan pribadi berkembang.
Fullan juga menyatakan bahwa kepemimpinan mendalam dan visi bersama didapatkan dari komitmen kuat untuk menyelesaikan masalah. Pembentukan visi secara kolektif adalah sebuah proses pendalaman, peningkatkan kejelasan visi, antusiasme, komunikasi, dan komitmen. Seiring dengan berjalannya waktu, anggota akan mencoba melakukan berbagai hal. Kemudian akan timbul pertanyaan yang akan membuat anggota mencoba hal baru. Jika dilakukan bersama-sama dan berulangkali, anggota akan menjadi lebih terampil, memiliki ide yang lebih jelas, dan lebih komitmen bersama menjadi lebih kuat.

Cara Membangun Visi Bersama

Dalam membangun visi bersama diperlukan komunikasi yang baik antar level, misal pada level manager dan staff. Visi bersama harus dapat diinterpretasikan dengan baik pada seseorang dalam level manajerial. Seorang manajer senior harus dapat membagi visi yang telah ditetapkan kepada level dibawahnya.
Tahapan yang dapat digunakan organisasi dalam membangun visi bersama antara lain, telling, selling, testing, consulting dan co-creating.
 Dalam organisasi ada beberapa pertanyaan yang mungkin dapat menjadi pertimbangan dalam mengembangkan visi bersama. Diantaranya:
Seberapa siapkah para anggota organisasi membangkitkan visi?
Bagaimana hubungan dengan ”pimpinan”?

Bagaimana Menyatukan Pemimpin Dengan Organisasi?

Dalam suatu organisasi, pemimpin memegang peranan penting. Seorang pemimpin harus dapat membangun interaksi yang baik dengan anggota organisasinya. Dengan cara itu, seorang pemimpin dapat membagi visi kepada seluruh anggota organisasinya. Seorang pemimpin harus dapat menggunakan berbagai metode untuk dapat berkomunikasi yang baik dengan seluruh anggota organisasi yang memiliki karakter yang berbeda beda.
Apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam sebuah organisasi? Pertanyaan ini merupakan langkah awal dalam membangun visi bersama. Jawabannya mungkin beragam. Yang jelas kita harus mengetahui visi tentang masa depan dan realitas saat ini.

Prioritas-Prioritas Strategis

Suatu prioritas strategis yang baik dikaitkan secara jelas dengan visi bersama, dan mampu menempa komitmen dari orang-orang dalam tim tersebut.  Jika sebuah tim telah menyepakati satu set prioritas strategis, maka mereka mempunyai satu set peristiwa-peristiwa penting dan memiliki bidang praktis di dalamnya.
Martin Luther Jr, dalam artikelnya melukiskan “saya bermimpi, kami membicarakan seorang pemimpin pada satu titik sejarah dan mencatat bahwa pidatonya tidak satu katapun tentang keadaan saat ini, tetapi melukiskan gambaran masa depan yang akan datang. Ini adalah menepuk cita – cita yang dalam “. Kombinasi antara berfikir aspiratif tentang dimana kita ingin berada dan kemudian secara taktik tentang bagaimana mencapainya, akan menolong mengkristalisasikan visi pada organisasi. Visi tersebut membimbing kita mencapai yang kita inginkan.
Shared vision adalah satu dari empat disiplin yang diidentifikasikan oleh Peter Senge yang diperlukan untuk membangun organisasi. Shared vision bukan suatu ide, tetapi lebih dari kekuatan hati manusia menghasilkan kekuatan. Menggerakkan individu untuk mencapai tujuan.
Shared vision adalah membangun suatu rasa sehingga mempunyai komitmen dalam suatu kelompok, dengan membuat gambaran – gambaran bersama tentang masa depan, dan prnsip – prinsip serta praktik penuntun yang diharapkan bias mencapai masa depan
Visi bersama adalah suatu cara untuk bersama-sama mencapai tujuan. Bermula dari visi pribadi kemudian berproses menjadi visi bersama adalah proses pembelajaran dengan cara adaptif dan generatif.

Dengan terbentuknya antusiasme, semakin banyak orang akan membicarakan visi, keragaman pandangan akan semakin meningkat, mengarahkan orang mengekspresikan visi yang secara potensial bertentangan.
Bila orang lain tidak mengizinkan perbedaan ini diekspresikan, polarisasi akan semakin meningkt sehingga akan menurunkan kejelasan dari visi bersama dan membatasi pertumbuhan antusiasme.



PEMBAHASAN


Shared Vision (Visi Bersama)

Menurut Peter Senge, Shared Vision adalah membangun komitmen dalam kelompok dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan, prinsip dan praktek terarah untuk mencapai tujuan.

Terdapat lima tahap pembentukan visi bersama, yaitu:
1.     Telling
Pada tahapan ini, pemimpin menentukan visi dan anggota mengikuti. Penyampaian instruksi dilakukan secara langsung, jelas, dan konsisten. Hal-hal yang dapat dinegosiasikan atau tidak dapat dinegosiasikan, dikemukakan pada tahapan ini. Biasanya anggota hanya dapat mengingat 25% dari instruksi yang diberikan oleh pemimpin. Anggota akan mengikuti instruksi, tetapi hanya beberapa yang memiliki komitmen terhadap instruksi tersebut.
2.     Selling
Pimpinan mengetahui visi yang sebaiknya dimiliki oleh organisasi dan menawarkannya kepada anggota. Namun, pimpinan memerlukan penerimaan oleh anggota. Pada tahap ini organisasi terbuka dalam menerima anggota, mendukung inisiatif dan usulan anggota, serta memupuk hubungan baik dengan anggota dan pelanggan. Kekurangan dari tahap ini adalah anggota kerap kali menerima visi pimpinan namun berujung tidak setuju dengan visi pimpinan.
3.     Testing
Pimpinan sudah memiliki beberapa gagasan visi, tetapi masih ingin mengetahui reaksi anggota sebelum melanjutkan. Penyampaiannya dilakukan dengan memberikan informasi sebanyak mungkin, menyelenggarakan tes mengenai motivasi, kegunaan, dan kemampuan; membuat kuesioner serta melakukan wawancara. Kekurangan tahap ini adalah sulit untuk mengemukakan visi dengan tes.
4.     Consulting
Pada tahapan ini, pemimpin menyusun visi terlebih dahulu kemudian meminta masukan kreatif dari anggota untuk melanjutkan penyusunannya.
5.     Co-creating
Pimpinan bersama anggota organisasi berkolaborasi menciptakan visi bersama. Dimulai dengan menyampaikan visi pribadi setiap anggota dan berdiskusi untuk membentuk visi bersama. Kekurangan dari tahap ini adalah tahap ini akan memakan waktu yang sangat lama.

Di tempat kerja sudah terbentuk visi bersama sehingga bisa menentukan arah, menyamakan persepsi kemana tujuan rumah sakit akan ditargetkan. Sangat penting bagi rumah sakit untuk mempunyai visi bersama karena :  
1.     Kompleksnya tipe pekerjaan di rumah sakit yang diisi oleh banyak orang dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda.
2.     Rumah sakit selalu dituntut oleh pasien dengan kebutuhan service excellent untuk proses penyembuhan peyakitnya.
3.     Sistem sentralisasi asuransi di era JKN sekarang yang menyebabkan semakin besarnya perbedaan visi rumah sakit bisa menyebabkan terjadinya polarisasi.
Proses pembentukan visi bersama di rumah sakit tempat kami bekerja dimulai oleh para pemilik atau pemegang saham rumah sakit yang kemudian disepakati bersama oleh mereka.
Visi tersebut kemudian disosialisasikan kepada semua unit di rumah sakit dan direktur sampai unit palling bawah. Visi tersebut diharapkan bisa menjadi tali komunikasi dan tali program kerja dengan tujuan rumah sakit bisa dicapai bersama.
Visi tersebut kemudian berkembang karena rumah sakit melakukan diskusi diskusi untuk menghadapi perubahan system di era JKN, dimana mulai timbul banyak ide-ide lain dan mulai banyak perbedaan pandangan mengenai kebijakan yang ada, sehingga menimbulkan perubahan yang bisa menurunkan kejelasan dari visi awal rumah sakit.
Kendala terjadi pada saat akan menggabungkan kembali visi awal dengan ditambah oleh visi baru didalam sistim baru. Kendala-kendala tersebut antara lain:
1.     Keragaman pandangan
2.     Pertentangan visi karena sudah mulai pecah menjadi visi pribadi masing-masing karena beragamnya tuntutan.
3.     Faktor internal dan eksternal yang tidak mendukung. dengan masih terbentuk dengan jarak.
Faktor Internal seperti:
a.     Kepemimpinan yang tidak solid
b.     Penetapan personal yang tidak tepat di jabatannya 
c.     Tingginya tingkat mobilisasi karyawan
d.     Lemah dan rendah tingkat penilaian kinerja karyawan
Faktor eksternal seperti:
a.     Sistem yang belum solid
b.     Kepemilikan yang tidak terbuka

Contoh hasil penerapan visi bersama adalah saat proses akreditasi rumah sakit dimana semua unit yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda bisa berjalan pada satu suara, satu instruksi dan satu tujuan yaitu mencapai pelayanan rumah sakit yang paripurna.


PENUTUP


Kesimpulan

Visi bersama merupakan gambaran ideal dari masa depan yang ingin diwujudkan bersama. Apabila seorang pemimpin mampu membangun dan kemudian berpegang pada gambaran masa depan yang ingin dicapai bersama-sama, maka organisasi yang dipimpinnya akan sukses sepanjang masa.
            Pengalaman menunjukkan bahwa suatu organisasi yang berhasil dan menikmati perkembangannya yang pesat, pasti organisasi tersebut memiliki tujuan-tujuan, nilai-nilai dan misi yang dihayati dan menjiwai seluruh komponen dari organisasi tersebut. Karenanya, kemampuan untuk memadukan visi visi individual dalam organisasi menjadi visi bersama yang merupakan prinsip-prinsip mendasar dan pedoman bersama, merupakan hal yang penting untuk dikaji.
            Keterampilan membangun visi bersama (shared vision), memerlukan kemampuan untuk merumuskan gambaran masa depan (picture of the future) yang secara generik mampu menumbuhkan komitmen dan partisipasi secara keseluruhan.
Setiap orang, setiap masa pasti akan ada suatu proses perubahan. Dalam proses perubahan tersebut tidak mungkin setiap orang akan berdiri sendiri atau bekerja sendiri, pasti setiap orang akan mulai berkelompok untuk bisa mencapai tujuan yang sama. Tantangan hidup, tantangan pekerjaan, kemajuan system semakin ketat dan maju pesat sehingga apabila kita tidak mempunyai visi bersama kita tidak akan bisa bertahan. Seperti kata pepatah:

“If you learn, you’ll change
If you don’tchange, you’ll die”

Saran

Setiap proses untuk mencapai visi bersama pasti banyak sekali kendalanya.
Saran yang dapat kelompok sampaikan  adalah:
1.     Pahami dan perhatikan betul kendala yang terjadi.
2.     Perbedaan pendapat dijadikan sebagai warna dalam ide.
3.     Kuatkan system dengan bisa mendukung proses visi bersama.